Pengalaman Interview ASEAN Undergraduate Scholarship NTU + Interview Admission ASE + Nyari kuliah(???)
Well, selama ini gue gapernah (or jarang?? soalnya udah lupa-lupa hehe) ketemu blog atau tulisan yang bahas tentang pengalaman interviewnya - kebanyakan maybe cuma berita "siswa XXX sekolah YYY dapat beasiswa ke NTU/NUS!!!" *apalah dibanding saya*. Jadi, gue pengen nulis ajah sih pengalaman gue selama mencari kuliah yang... sangat aneh..? :')
Note:
NTU: Nanyang Technological University, nama kerennya ITB (Institut Terbaik Bangsa (sebelah)) HEHEHE
Note:
NTU: Nanyang Technological University, nama kerennya ITB (Institut Terbaik Bangsa (sebelah)) HEHEHE
Disclaimer: gue tidak mengklaim kalau gue jago dalam interviewnya, or what I did sudah sesuai ekspektasi interviewernya. SUMPAH. ENGGA. Admission people work in mysterious ways and I do not have any idea what they're doing tho hehehe. This post is purely untuk jiwa-jiwa labil yang maybe nantinya di posisi gue dan sebagai pengingat ke gue sendiri di masa depan ajah :').
Disclaimer (again): silakan dihujat saja gapapa kok gue cuma ingin berbagi :( (+gabut)
Short back story:
Gue waktu OSN 17 dan sekitaran pelatnas 2018, pengen banget untuk kuliah di FITB ITB - terutama jurusan geodesi (HAHAHAHA). Idk why tho - maybe gue amazed sama Kak Bintang yang pengetahuannya luas banget sama gue suka kartografi. Maybe. Waktu itu, kalau ditanya orang lain, pasti jawabannya "pengen geodesi".
Which turns out to be... not really good?? Note that pertanyaan itu sering banget ditanya ketika imlek (tahun baru Chinese - orang-orang pada saling berkunjung ke rumah-rumah keluarga therefore pasti banyak banget ketemu keluarga-keluarga yang kepo). Ketika gue balas "geodesi", hampir ga ada (semua sih) gatau lol because maybe asian moms cuma taunya dokter, hukum atau... ekonomi maybe :(.
Which turns out to be... not really good?? Note that pertanyaan itu sering banget ditanya ketika imlek (tahun baru Chinese - orang-orang pada saling berkunjung ke rumah-rumah keluarga therefore pasti banyak banget ketemu keluarga-keluarga yang kepo). Ketika gue balas "geodesi", hampir ga ada (semua sih) gatau lol because maybe asian moms cuma taunya dokter, hukum atau... ekonomi maybe :(.
Long short story skip ke setelah igeo 2018 (or 19? gue lupa tepatnya tapi 18 deng harusnya), gue pun nyari-nyari info kuliah, dann kemudian pernah ngomong-ngomong dengan Shannen soal abangnya yang barusan saja lulus kuliah dari NTU. U W U. Otak gue gitu waktu denger gitu. Shannen juga berjasa menjelaskan soal tuition grant and tuition loan yang sepertinya feasible banget dong - which actually mahal banget (menurut gue, this is relative, obviously) in case kalo bayar sendiri - 170 juta cug untuk 1 tahun (cuma biaya kuliah, belum misc fees dan biaya hidup). Thanks mba shinin :')
Then, this became the turning point of my life. Gue pengen kuliah ke luar negeri. Iya. Gue harus ke luar negeri.
*skip setelah igeo 2019*
Sampai di sini, gue bodoh. Sebodoh-bodohnya + sombong. Saat ini, gue sudah yakin bakalan keterima NTU (karena kalau di websitenya, medalis igeo itu tidak perlu ikut uee, which I presumed berarti gue udah fix keterima dong.
.
.
.
.
.
Rupanya kaga.
Januarinya, Yola dapet kabar kalau dia sudah keterima NUS, setelah itu scholarshipnya. Waktu itu, gue masih pede dan positif karena gue yakin bakalan diinvite untuk university entrance exam (UEE). Nyatanya? gue ga diinvite :))). Panik? Iya. Merasa goblok? Iya. hehe.
Next few months dihabiskan untuk belajar UN (BUKAN UTBK. IYA. BUKAN UTBK. GUE GOBLOK SAMA SOMBONG PARAH TAIII), baru muncul deh invitation untuk invite admission ASE (Asian School of the Environment) :'). Interviewnya pake zoom, actually group interview gitu sih (gue diinterview bareng yola dan interviewernya 2 orang faculty member ASE. Tanggal interviewnya 2 March 2020.
Next few months dihabiskan untuk belajar UN (BUKAN UTBK. IYA. BUKAN UTBK. GUE GOBLOK SAMA SOMBONG PARAH TAIII), baru muncul deh invitation untuk invite admission ASE (Asian School of the Environment) :'). Interviewnya pake zoom, actually group interview gitu sih (gue diinterview bareng yola dan interviewernya 2 orang faculty member ASE. Tanggal interviewnya 2 March 2020.
Tell me about yourself
Ini gue bilang soal gue currently study di mana (SMAnya, jurusan IPA), terus prestasinya bagaimana gitu, overall not so hard untuk part ini
Ini gue bilang soal gue currently study di mana (SMAnya, jurusan IPA), terus prestasinya bagaimana gitu, overall not so hard untuk part ini
Why do you apply to ASE? What specialization do you intend to pursue?
Ini gue ngomongin emang interested soal masalah lingkungan, ASE NTU fasilitasnya lengkap ada Earth Observatory of Singapore. Terus gue bilang pengen ke spesialisasi geosains karena banyak banget yang masih bisa diexplor (misalnya gempa blablabla).
Here comes question yang screwed me up. Sebelum question ini, gue juga sudah panik gegara internet gue yang tiba-tiba jelek sampe salah satu interviewernya buat gue jadi voice only (yHAAAA) biar ga jelek gitu. Internet di sekolah gue emang... jelek?
Let's suppose you have unlimited resources. Where do you want to go?
DISINI, GUE SALAH TANGKAP MAKSUD SOALNYA. Unlimited resource yang gue kira itu semacam uang yang bisa gue utilized dong. Sebagai anak muda yang idealismenya harus dipertahankan, gue ngejawab kalo gue pengen ke Africa dengan uang itu lalu simply donate ajah. Langsung disanggah sama faculty membernya dengan "You can't just give the money just like that. It is yours to use.". Gue pun mengalihkan jawabannya ke more like "Oh okay gue bakalan mengedukasi orang di sana tentang sustainability blablabla" - jawaban tipikal orang yang mengharapkan utopia :').
Terus disanggah lagi.
"I think that you do not have to go there to do your mission. I know that there are some communities that also require sustainability schemes in Indonesia and maybe your island, Sumatra."
JLEBBB. Gue lupain negara gue sendiri dong :))
Gamau kalah, gue pun nyanggah balik, "Sepengetahuan gue, komunitas di sini sudah lumayan berkembang dibandingkan dengan negara-negara sub-Saharan Africa. Keadaannya ga seburuk yang kamu kira".
Gila sotoy banget minta ditampol :').
Saran untuk soal ini: maybe jawabnya lebih ke tempat-tempat yang ada hubungannya dengan majornya untuk show interest terhadap bidang itu (berdasarkan info dari reddit dan temen gue lol), misalnya Flinders Range karena formasi limestonenya atau Iceland. Jangan sok idealis kecuali kalau bisa pertahanin argumennya sih :(.
Can you swim?
Ini katanya pertanyaan yang umum ditanya untuk admission ASE. Gue bisa si berenang tapi cuma gaya kodok lol (+gaya batu).
QnA session gue tanya tentang field trip di Bali pas akhir tahun pertama. Iya. Miris sangad kuliah ke negeri sebelah tau-tau lapangannya ke Indonesia lagi.
-end-
Setelah itu, gue cukup stress. Gue sadar gue terlalu ngarep sama singapore. Gue ga apply opsi lain (univ dan beasiswa lain) karena terlalu pede, and I screwed the very attempt I have. Setelah itu, gue dengan galaunya nunggu kira-kira sebulan (WHICH IS actually really long - people received their offers about 1/2 weeks after their interview - seperti teman gue). Terus long short story, gue dioffer untuk EESS (Environmental Earth Systems Science).
yang gue sadar bakalan jauh lebih susah untuk dijelaskan ke emak-emak yang nanya jurusan kuliah. EESS APAAANN? KOK GAMAU MASUK KEDOKTERANNN???
gadeng.
Sebenarnya, sebelum pengumuman kalau gue dioffer NTU, gue udah pasrah banget dan yakin engga diterima sama NTU. Gue saat itu pun minta ke sekolah untuk daftar ke PBUB UGM, tapi diancam sekolah kalau keterima ke luar negeri, gue harus ngelepas yang luar negeri. Karena yakin gue dah ga lolos, gue pun udah hampir deal dengan sekolah (ttd materai + denda 200 juta kalau gue ngotot lol). Tapi di saat terakhir, gue gajadi ambil PBUBnya dan pasrah ajah kalau engga dapat kuliah :-)
Setelah itu, 2 minggu setelahnya, gue dapat invitation untuk interview beasiswa (again, cukup lama karena biasanya orang-orang pada dapat info max 7 hari setelah offer admissionnya, well mungkin untuk yang masih menunggu at the time you reading this post, cheer up! I know how it feels but they said that the darkest hour is just before the dawn :)). Interview gue dijadwalkan tanggal 27 April dengan test connection interview tanggal 23 April. Gue lumayan research untuk interview ini di reddit dan blog-blog yang kebanyakan bahasa Inggris atau Mandarin, karena gue ga pengen ngulangin kesalahan gue. Interviewnya lewat Skype, dan interviewernya 3 orang acek-acek (yaitu pria cyna usia paruh baya), tapi yang ngomong hanya satu orang.
Tell me about yourself
The same question, again. Kali ini, gue ngejawabnya lebih terstruktur - gue pertama mention gue graduated dari SMA gue, academic interest gue di mana, achievement apa dan pernah volunteer apa saja.
I see that you only choose one major - EESS, why so?
Gue jawab kalau di antara subcategory untuk geografi, gue lebih berminat dengan geografi fisik, dan masih banyak banget yang bisa dieksplor dari ilmu ini untuk kehidupan manusia yang berkelanjutan. Selain itu, ilmu ini sebenarnya dekat banget dengan kehidupan manusia - cuma perlu keluar dan sudah bisa diobserve.
Do you ever hold any leadership positions? Or CCA?
Gue jawab gue pernah ikutan science club di sekolah gue, dan pernah nyelenggarain science fair 2 kali. Selain itu, gue pernah kaya ikut kepanitiaan untuk Dharma Talk (semacam khotbah atau ceramah umum) Ajahn Brahm (bhikkhu Australia... yang I guess cukup terkenal?)
Ahh I see, now, tell me why we should award you this scholarship.
Uwaw. Gue sebenarnya sudah prepare untuk jawaban soal ini, tetapi masih tempted untuk ngejawab semacam - gue mampu beradaptasi, gue punya skill ini itu, dan semacamnya yang tipikal untuk jawaban ini. Tapi in the end, gue jawabnya (dengan sotoy parah) kalau gue punya visi dan misi yang sama dengan NTU. Gue bilang, gue pernah baca artikel tentang tujuan presiden NTU, Subra Suresh yang ingin menciptakan komunitas yang berkelanjutan, yang sangat erat dengan jurusan gue - jadinya gue pasti jadi investasi yang bagus untuk mereka.
Mereka ketawa :')
MENERTAWAKAN KEBODOHANKU HAHAHAH KENAWHY GUE JAWAB GITU AHHAHAHA
MENERTAWAKAN KEBODOHANKU HAHAHAH KENAWHY GUE JAWAB GITU AHHAHAHA
Setelah itu, QnA session gue tanya tentang CN Yang Scholars Programme dan juga apakah COVID-19 berdampak sama intake tahun ini. Katanya sih, kemungkinan ditunda.
Gue cukup kaget sih interviewnya sebentar banget (overall dari intro cuma 9 menit) dan pertanyaannya cuma 4 aja. Aneh. Tapi yasudahlah. Tapi gue bersyukur juga engga dapat pertanyaan yang aneh-aneh lagi atau yang negatif (semacam gimana kalau ente ga dapat beasiswanya). Begitulah. Cuma begitu sih :). I wish you luck untuk kamu-kamu yang nantinya mungkin ada di keadaan yang sama dengan gue waktu kalian baca post ini! Iya gitu ajah sih.
Tapi, kalau gue ditanya pengalaman gue selama pencarian kuliah ini, gue bakalan ngejawab, kalau segala sesuatu itu engga bakal selalu mulus. Sejarah gue tidak lantas memberikan gue kuliah secara langsung. "Lu khi uak pasti tiam long than piak e, biau kin e" (translate: lu di hidup bakalan selalu nabrak dinding, gapapa kok). Itulah yang dikatakan sepupu gue ketika gue di fase terendah saat ini :). Semangat!
Mantap. Ditunggu blog entries perkuliahannya! :P
BalasHapusTerima kasih sudah menulis ini Ko
BalasHapusNulis ini pas dapet undangan interview di jurusan yang sama, fakultas yang sama, dan univ yang sama :) big thanks Ko.
BalasHapusWdiii Mantep hehe
Hapusliterally baca ini disaat sedang demotivasi😭 THANKYOU NANDO SUDAH BERBAGI CERITA LIKA-LIKU HIDUP LU YG LUCU😭😭 makasih kata-kata yang ternyata relate buat gw di 2024 ini
BalasHapus